She walk across a crowded street
He stopped to light a cigarrete
She look at him as she walk by
He lift his head a second late, he turn around but its to
late
She join another crowded by then..
Somehow, he felt this way before. Something about her, but
will she ever know?
Is this their only fate? To going separate way. Will they
ever get a chance?
Is this their only fate? ‘Cause when someday its to late,
they will lost here forever. In this dejavu..
Sepenggal lagu yang sedang berada di dalam otak gw beberapa
saat ini. Entah kenapa, lagu dari Cold Rain ini bener bener mewakili apa yang
sedang gw rasain sekarang. Tepat di depan hadapan gw, ada seorang wanita yang
sudah dari dulu menjadi semangat gw untuk datang ke kampus. Semangat untuk datang pagi pagi buta, rela ampe
sore cuman bengong doang, dan mampu ngebuat gw berat untuk ninggalin kuliah
semester pendek ini. Kita emang pertama kali ketemu ketika semester pendek yang hanya dua bulan ini saja, karena kita secara kebetulan beda jurusan dan beda jadwal..
Yap, kita beda dimensi dan waktu…
Ini adalah pertama kalinya gw mengambil mata kuliah di semester pendek di salah satu PTN yang cukup terkenal di Bali ini. Karena sebelumnya sempat ditiadakan, akhirnya baru bisa gw rasain di antara semester 4 dan semester 5 ini. Karena kampus kita terdiri dari dua bagian, ada yang di tengah kota dan di daerah pelosok, untuk semester pendek ini, kita harus kuliah di kota. Bangun pagi yang biasanya jam delapan pagi karena kampus biasanya di dekat rumah, di ubah menjadi jam setengah 8 SUDAH HARUS DI KAMPUS KOTA. Sekali lagi SUDAH HARUS DI KAMPUS KOTA. Belum lagi ternyata kampusnya di Denpasar yang mengharuskan gw menempuh jarak selama 30 menit kalo ga macet. Bener bener 2 bulan yang penuh neraka di awalnya..
Titik balik hidup gw mulai berubah ketika bertemu dara satu
ini. Bayangin aja, ketika kamu nemuin seorang malaikat di neraka, bukannya itu
bisa ngebuat kamu ngerasain neraka ini menjadi surga sekalipun? Okeh, mungkin
terlalu lebay memang, tapi itu yang terjadi pada diri gw. Awalnya sebagai orang yang ogah2an untuk ngampus, gw selalu pulang as fast as possible dan datang ke kelas selalu mepet mepet waktu masuk. Tapi sekarang bener bener berubah setelah bertemu dengan dia.
Gw berubah menjadi makhluk kampus! Datang pagi2 buta, terus nongkrong lebih seneng di
kampus, udah gitu rela cuman bengong berjam jam buat ketemu sama dia. Ya, dia.
My little angle yang sampai saat ini belum gw tau namanya...
Dia selalu duduk di tempat yang sama, melakukan hal yang
sama setiap hari. Duduk, terdiam sambil mempermainkan HP yang ada di tangannya.
Entah SMS siapa, menelpun siapa, atau mengupdate status seperti apa, masih
menjadi misteri besar bagi gw. Selain itu, dia selalu sendiri, entah bener
bener ga punya teman atau pacarnya yang terlalu overprotektif atau apalah! Hal
itu bener bener ga lazim bagi gw untuk ukuran cewe secantik dia yang notabene
pasti punya pergaulan yang lumayan. Dia ga luxury banget, itu bisa gw lihat
dari cara berpakaian yang biasa dilakukannya. Beberapa kali, sempat dia
berinteraksi dengan orang lain tapi cuman sebatas buat tugas, tugas dan tugas. Yang
bisa gw lakukan, ya Cuma menatap dan menatap saja. Seperti harimau yang kehilangan
cakarnya, gw cuman bisa menghela nafas.
Bisa dibilang, gw hampir lulus buat menjadi seorang stalker,
tatapan gw ga pernah bisa jauh dari dia. Hati gw terus mendesak untuk mencari
tahu siapa dia, tapi tidak dengan logika gw. Logika? Logika?? Entahlah, sepertinya cuman
alasan dari kepengecutan gw. Ya...., gw terlalu pengecut untuk mengambil resiko.
Hari hari Semester pendek gw lagi 2 hari di hitung hari ini.
Entahlah apa yang akan terjadi selanjutnya. Mungkin gw akan menyesal atas sikap
gw yang terlalu cemen dari seorang cowok, ataukah sebaliknya. Tapi untuk saat
ini, biarkan sesuatu yang indah, tetap indah sebatas aku menatapnya.
