mainImage

Secercah keberuntungan di kelas Penganggaran

Di kamar malam ini entah kenapa suasana yang gue rasain sedikit berbeda dibandingkan dengan suasana malam malam sebelumnya. Sedari tadi, sudah dua kali ada cicak yang terbang bebas dari langit langit kamar dan turun ke bawah. Berhubungan dengan cicak dan hobi skydiving nya, banyak banget cerita di sekitar kita yang menghubungkan ke-hoki-an atau keberuntungan dengan cicak. Hal yang paling sering kita dengar itu misalnya,

"Aduh, ada cicak jatuh di kepala nih!?"
"Wah, tandanya kamu lagi beruntung tuh.."

Suatu hal yang ga nyambung banget menurut gue ketika cicak yang mampir di kepala di anggap sebagai tanda keberuntungan. Apa mungkin seorang itu di katakan beruntung karena cicak itu hinggapnya di kepalanya dan bukan di bibir atau tempat lainnya? Who knows?

Berbeda dengan cicak, keberuntungan itu merupakan salah satu bagian dalam hidup kita. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keberuntungan ini berasal dari kata dasar "Untung" yang memiliki arti:


"Untung /un·tung/ 1 n sesuatu (keadaan) yg telah digariskan 
oleh Tuhan Yang Mahakuasa bagi perjalanan hidup seseorang"
Siapa coba yang tidak pernah merasakan keadaan yang bisa dibilang 'untung'? Lagi jalan jalan terus ketemu duid lima ribu di tanah itu namanya untung. Minta dosen pembimbing, terus dapet dosen yang enak, baik hati dan suka menabung juga namanya untung. Nembak gebetan yang kelihatannya ga respon terlalu sering, eh tau taunya keterima, juga dapat di golongkan ke dalam yang namanya un....

Yah kenapa malah bahas gebetan ...

hening sejenak....

Banyak banget situasi yang dapat dikatakan beruntung atau lagi untung. Kali ini, gue akan bercerita sedikit pengalaman nyata yang bisa dibilang sedang dalam posisi 'beruntung', yang di request spesial dari seseorang yang bernama Agung. Seorang karakter baru dalam blog gue.

Tidak afdol rasanya bagi seorang karakter baru untuk di tidak dibully dulu di dalam blog gue. Jadi kira kira deskripsi dari si Agung ini di mata gue seperti ini:

Agung (@awirahady). Seorang pria yang mengabdikan dirinya fokus terhadap sebuah organisasi ketika dia masuk ke dalam organisasi tersebut. Pencinta alam liar, pemandangan liar, hewan liar (mungkin), hubungan liar dan pacar yang liar. Selalu tepat dan cermat mencari keburukan dari seseorang. Prinsipnya (mungkin), "Lebih baik mengejek duluan daripada ke-skak  trus ga punya bahan ejekan". Tipikal open-minded, frontal dan loyal sama temen. Entah setia atau engga sama pacarnya..

Keberuntungan sejati tidak terasa begitu mewah datangnya jika tidak di imbangi dengan kesialan yang datang sebelumnya. Misalnya, kita sedang jalan dan mendorong motor karena ban kempes (sial) lalu secara ajaib tiba tiba kita menemukan segepok dompet di jalan (untung). Jangan tanya isi duid atau kaga, ini seandainya. Hal tersebut jelas akan memberikan impact keberuntungan yang luar biasa dibandingkan dengan jika kita cuma jalan jalan biasa lalu menemukan dompet. Hal ini juga terjadi ketika kelas matakuliah gue yang bersamaan dengan si Agung. Nama mata kuliahnya "Penganggaran"

Dari namanya, meski kita ga tau artinya, nama "penganggaran" itu sudah kedengeran angker. Sekilas, namanya mirip mirip dengan 'anggar' dan 'hanger'. Kita tau olah raga anggar itu adalah olahraga yang menggunakan sebuah pedang agak bulet kecil panjang gitu (apa sih...) dan saling berlomba melukai lawan. Atau juga istilah 'hanger' yang memiliki arti penggantung baju. Di gantung dan ditinggalkan harapan entah kapan akan di ambil. Kesannya juga hampir sama dengan penganggaran ini. Penganggaran ini adalah sebuah matakuliah yang isinya tentang membuat lajur keuangan perusahaan dari perusahaan itu niat bikin produk sampe produknya terjual habis dan duid nya balik lagi. Intinya, penganggaran itu ga bisa di selesaikan dengan dua halaman kertas halaman folio. Pasti lebih. Dan full matematika. Parahnya lagi, dosennya semua angker. Seandainya ada kamera, gue pasti sudah melambaikan tangan di menit menit awal..

Nah, waktu itu, kelas akan diadakan kuis. Kuis ini menentukan hidup matinya kami di kelas ini. Tidak ada toleransi dan negosiasi. Jelas di ingetan gue kalo waktu itu dosennya agak telat datengnya. Namanya mahasiswa, ketika sedang terjerumus kedalam situasi berbahaya ini, pastinya kita duduk dempetan di salah satu bagian kelas. Reka ilustrasi adegannya kira kira seperti ini:


Sesuai filsafat "Posisi menentukan prestasi", gue sudah siap sedia menyambar posisi nomer dua dari belakang dan nomer dua dari sebelah kiri. Agung pun juga mencari posisi sekitar sana berhubung ada mahasiswa 'teladan' yang nilainya diatas rata rata gitu. Selepas kavling men-kavling selesai, masuklah sang dosen dengan gagahnya.

"Kok kalian duduk nya mepet mepet gitu. Semua coba  pindah tempat duduk dengan jarak satu kursi.."

Gue santai. Posisi aman di tengah. Seraya berdiri, gue hendak melangkah ke kursi sebelah gw. Dan dengan brengseknya temen gw mengeluarkan pernyataan seperti ini:

"Kamu aja pindah ke kanan, Van. Males aku.."

Gue waktu itu sangat menyayangkan jiwa gue yang terlalu baik dan sabar. Tanpa komentar gw pindah ke bangku kosong sebelah kanan, tepatnya nomer 3 dari kanan di barisan ke dua paling depan. Meratapi kebodohan dan sambutan akan nilai yang di jamin bakal jeblok. Ancur ampe ke pantat pantat nya..

Geng manusia-pasrah-yang-duduk-di-bangku-kanan waktu itu beranggotakan enam atau tujuh orang gitu. Gue sekilas melihat tatapan bahagia geng-bangku-kiri yang seolah olah telah berhasil menyingkirkan lawannya dari seleksi alam yang luar biasa sengit ini. Geng bangku kanan tertunduk lesu seiring dengan kertas soal di bagikan. Seperti dugaan, soal sedemikian njlimet. 

Tuhan, tolong Baim dan teman teman Baim ya...

Kita masih diam meratapi nasib ketika makhluk geng kanan sudah mulai berdiskusi mengerjakan soal. Dengan anggota yang lumayan banyak, pasti gampang banget bagi mereka berdiskusi tanpa-ketahuan-dosen gitu. Di tengah keputusasaan itu, gue yang ga bawa bukupun meminjam buku si Agung yang kebetulan bawa dua. Buku itu beda penulis. Agung ga cukup kurang kerjaan untuk membawa buku yang penulis dan jilidnya sama.

Tiba tiba secarik kertas terjatuh...
"Eh gung, ini bukan jawabannya test ini?"
"Eh iya Van. Punya si M ini kan?"
"SUDAH ADA NILAINYA 100 NIH!"
"CEPET SALIN! CEPET SALIN!"

Kita tersentak. Terdiam. Terenyuh.
This is too good to be true..

 Tanpa di komando, kita menyalin semua jawaban yang ada di kertas itu. "Pokoknya, semua orang yang ada di bagian kanan ini harus dapet! Jangan di sebar ke bagian kiri!", ultimatum Agung. Secercah senyuman terpancar di muka geng kanan ini.

Soal telah selesai dengan sukses. Kita senyum mesem mesem sendiri melihat geng kiri yang sedang sibuknya berdiskusi jawaban. Mungkin dimata mereka, "itu geng kanan udah ga bisa apa apa makanya senyum senyum dan diem doang.". Hingga sang dosen dengan gagahnya bertanya..

"Kok lama sekali, ada yang sudah dapet aktiva nya?"
ada yang menjawab 800.. 600... dan lain lain. Tetapi Agung tanpa sengaja keceplosan..
"1200 pak.."

Dosen terdiam sejenak, lalu menatap Agung. "Sudah selesai kamu?", tanya nya heran. Agung mengangguk dengan polosnya. Sontak seisi kelas gaduh dan melihat kearah geng kami.

Tanpa basa basi, Agung langsung maju untuk mengumpulkan lembar jawabannya. Beberapa saat kemudian, gue juga ikut maju dan teman teman bangku kanan lainnya. Senyum lebar terpancar di wajah kami ketika mengumpulkan lembar jawaban. Kelompok bangku kanan yang hasil diusir dari kelompoknya membalas kedudukan dengan gemilang. Dan kitapun cuma tertawa sambil membayangkan nilai yang sudah pasti kami dapatkan. Perfect score..

Closingnya, sebenernya bukan mau sombong tentang nilai mata kuliah Penganggaran atau apa. Tetapi mau mengingatkan, keberuntungan seseorang itu ga bisa ditebak. Mungkin dia bisa hinggap pada orang yang kelihatan akan kalah sekalipun. Dan satu hal, don't lose your faith, kita ga akan tau dimana keajaiban itu akan muncul bahkan mungkin di sebelah mata kita, seperti artinya, untung adalah sesuatu (keadaan) yg telah digariskan oleh Tuhan Yang Mahakuasa bagi perjalanan hidup seseorang, dan takkan bisa dirubah oleh siapapun...


3 Responses to “Secercah keberuntungan di kelas Penganggaran”


  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

  2. jiah hahaha..
    masuk sini juga namaku ..
    o.o , kwkw..
    xD .

    itu BOLEH ngga kursor mousenya diganti ?
    mendadak pengen muntah liat muka kampretnya kwkw


  3. "Komentar ini telah dihapus oleh penulis."

    ea hahahaha... sudah sudah.. sebelum nulis berpikir dulu kaks..
    :v

Leave a Reply

Tulisan oleh @evancemen .|. Diberdayakan oleh Blogger.

Jangan lupa mampir lagi ya..

Orang nyasar salah klik :